Pages

Minggu, 05 September 2010

Romantika Khilaf Dan Maaf

Ketika dalam sebuah wedangan kecil sama teman, ngobrol ngalor ngidul gak da juntrungnya...tiba tiba seorang temen nyelethuk dengan bercanda ketika aku siap memasukkan roti bakar kemulutku, dengan sebuah pertanyaan "pernahkah kamu berbuat khilaf" yang pertanyaan itu ditujukan untuk kita bertiga ...
satu pertanyaan teman tersebut membuat aku tersadar dan sedikit meluangkan waktu untuk mengunyah roti bakar sambil berfikir...benar..orang hidup pasti pernah melakukan khilaf, akan tetapi mungkin ada pula yang sampai tidak menyadari dan bersembunyi dibalik kemunafikan dirinya sendiri...atau ada cara yg lain bagaimana melupakan khilaf, tentunya dengan mencari penyebab
kenapa bisa sampai kita khilaf...faktor apa yang mendorong kita, mestinya kita sibukan diri kita dengan mengolah banyak pertanyaan tersebut, dan menyimpulkannya untuk kemudian meminta maaf pada apa yg membuat kita khilaf, daripada kita bersembunyai dibalik keegoisan dan kemunafikan diri..sampai di sisi itu, aku lihat dengar dan rasakan, 1 pasangan lelaki dan perempuan yg duduk tak jauh dariku...aku lihat wanita itu menangis, dan sang lelaki dengan sabar memberikan suport kepada wanita tersebut, entah dia pacarnya, istrinya, atau adenya, yg jelas penuh sabar dan bijaksana...tak sengaja sayup telingaku menangkap sebuah kata yg terlontar dari mulut sang gadis dengan terbata, dan itu aku anggap kata yang sakral sekali, "maafin aku ya"...selebihnya aku tdk mendengar karena bersamaan dengan itu melintas dua buah sepeda motor yang ditunggangi 2 orang sok gaya dengan sepeda motor besar dan bagus (entah beli sendiri / dibelikan ortunya)...kembali lagi, aku rasakan kesedihan didiri perempuan itu, dan aku berfikir...kenapa terlontar kata "maaf" dari bibir perempuan itu, berbuat salahkah dia?, atau hanya mengiba biar pasangannya mendekap dan memeluknya...ahhh, agaknya kalau opsi yg terakhir gk mungkin, karena so pasti kalau orang yg saling mencinta, pasti mencurahkan pelukan sayang, tanpa perlu mengiba...yang pasti 1 kekhilafan telah dilakukan perempuan itu, sehingga kata maaf pun dia ucap kepada lelaki yg duduk didepannya...kekhilafan karena apa? begitu fikiranku terus mengejar, but sampai dititik itu, aku stop. tak perlu mencari opsi opsi, karena sekecil dan sebesar apapun khilaf, dan telah terurai dengan kata maaf, dan sebuah janji tak akan mengulangi, menurutku sudah cukup..tak perlu mencari sesuatu yang tidak bermakna lagi...karena pada intinya org hidup penuh ujian, penuh cobaan, yang sesekali kita berbuat salah, khilaf, dan jatuh...tapi hal itu semua untuk mendewasakan fikiran manusia, dan sebagai pengalaman hidup, serta dalam rangka membuat benteng agar tidak jatuh dilobang yang sama …
Berarti…jika kita ingin sukses membuat benteng yang tangguh dan kokoh...kita harus punya pengalaman diserang dengan hebat...jadi dikemudian hari, kita mampu memprediksikan bangunan benteng seperti apa yang akan kita bangun, satu yang pasti dimalam itu, air mata gadis yg duduk disebelahku menjadi saksi keteguhan kata “maaf” dan sebagai peluruhan dari khilafnya…..seiring gelak tawa rekanku yang patungan bayar wedangan dan roti bakarnya….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar