Pages

Minggu, 05 September 2010

Balada Anak Kecil Dan Sepiring Nasi Goreng

Mungkin cerita ini bisa menjadi inspirasi untuk semua :

Suatu ketika aku pernah berharap dan berandai andai.... seperti setiap anak-anak yang mempunyai cita cita,,,,kita semua tahu setiap anak mempunyai impian....ketika kita kecil kita, dengan leluasa kita selalu melemparkan jawaban yang itu diluar batas ruang kognitif...ketika kita waktu kecil ditanya "apa cita citamu nak"?, dengan leluasa kita menjawab....mau jadi superman, batman, presiden, dokter, insinyur dll....bisa dipastikan jawaban ketika kecil...pasti untuk sesuatu yang lebih tinggi..:

Nah begini ceritanya, ketika sepulang kerja sift malam (karena profesi kala itu sebagai penyiar di sebuah radio ) saya mencoba mampir disebuah warung nasgor dipinggir jalan....ufff...gak nyangka bakal menemui seorang anak kecil yang cerdas dan kritis di usianya yang mungkin kurang lebih 6 tahun, yang merupakan anak dari penjual nasgor yang masih terjaga belum tidur karena menemani ayah ibunya berjualan nasi goreng...entah hal ini diingini si anak (mesti harus begadang nemenin ortunya atau memang keadaan yang memaksa dia harus berada di situasi seperti itu )... ketika saya sedang menikmati enaknya teh hangat...si ayah anak itu (yg sedang membuatkan nasgor pesananku, mencoba bercanda dengan anaknya tadi, mungkin hal ini dilakukan untuk menghibur si anak agar dia mampu ceria ditengah tengah angin malam yang dingin menyelimutinya)...dalam 1 dialog seperti ini :
ayahnya : de..kalau nanti besar mau jadi apa ? (sambil memotong kol kecil kecil)
si anak : presiden
ayahnya : terlalu tinggi de..kan bapak hanya penjual nasgor.
si anak : dokter kalau gitu
ayahnya : lha sekolah dokter mahal biayanya (sang ayah mencoba menggoda)
si anak : ya jadi guru no...
ayahnya : mhhhhh....knp pengen jadi guru
si anak : lha gak boleh jadi presiden dan jadi dokter (jawab si anak agak cemberut)

sampai dititik ini, haru menyelimuti hati ini...aku sadar dan menangkap...bahwa si anak mencoba menurunkan grade / tingkatan cita citanya....: dari presiden---dokter----guru---
kenapa si anak menurunkan tingkatan cita citanya? timbul pertanyaan di kepalaku....mungkinkah dia mencoba menyeimbangkan tingkatan grade kehidupan keluarganya...atau sekedar ketus saja...atau justru mencoba menghibur orang tuanya agar si ayah tidak terlalu pusing memikirkan masa depannya, mengingat untuk mencapai cita cita itu dibutuhkan biaya yang besar, dan dia kasihan terhadap orang tuanya... canda itu masih dilanjutkan :

ayahnya : ya..kan ayah tadi tidak melarang kamu pilih presiden atau dokter....berarti kamu jawab jadi guru tadi hanya karena kamu gk boleh pilih presiden atau dokter...? (tanya si ayah)
si anak : ya wis, jadi pak tani
ayahnya : lho habis guru kok pak tani....
si anak : lha bapak gitu...(sambil cemberut lagi)
ayahnya : nak bapak cuma becandain kamu...kamu boleh jadi apa saja..yang dekat dengan hatimu...
si anak : kalau deket, hatiku deket dengan alloh pak...nek deket dengan alloh..bisa jadi apa-apa ya pak..? (si anak balik bertanya)
ayahnya : (sambil kagum pada si anak, dan menyerahkan sepiring nasgor ke arahku ) insya alloh nak...

aku ambil kerupuk diatas nasgor...dan aku sambil berfikir....hebat si anak...dia turunkan tingkatan cita citanya ....untuk dia lompatkan kepada cita cita yang paling tinggi...untuk mendapatkan cita cita di bawahnya....dia muliakan cita citanya...brilian..pintar..cerdas....menjawab tanpa menyakiti agar selevel dengan keadaannya....hingga muara akhir pada jawaban yang memang itu akumulasi dari semua pertanyaan di dunia ini....pelajaran yang berharga.....aku dapat dari seorang anak kecil dan dari sepiring nasgor....kamu pintar nak....gumamku dalam hati....

Note : semua dialog dilakukan dengan bahasa jawa dan saya transliterasi tanpa mengurangi esensi..hehehe…..

SALAM,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar